Sunday, April 4, 2010

KESENANGAN DAN KESULITAN=UJIAN

Bismillahirrahmannirrahim…

Alhamdulillah, di tengah2 kesibukan dan kesenangan Allah masih lagi memberi kesempatan dan peluang untuk bermuhasabah diri. Diri yang terlalu kerdil, terlalu jauh dan sentiasa lupa..sejauh manakah kesyukuran ketika kita diuji dan kesenangan??

Kesenangan dan nikmat adalah satu ujian. Benar sama sekali..di tengah2 kesenangan dan keselesaan kita tidak ada parameter untuk mengukur kesyukuran, kita tidak ada parameter untuk mengukur hakikat kehambaan kita,hakikat kesyukuran yang selama ini menjadi teori. Kadangkala kita rasa kita sudah menjadi hamba yang bersyukur, bersykurkah kita?? Redhakah kita?? Ibadah2 kita sebagai kehambaan pada Allah atau rutinitas??

Tanpa kita sedar sebenarnya kita 'selesa' dengan apa yang ada. Tanpa sebarang masalah besar, kita beribadah dengan tenang..kita melakukan segala-galanya dengan sempurna. Hanya sesekali, ujian2 kecil melanda, namun tidak lama..ibarat ombak yang sesekali memukul pantai. Akhirnya kita hanyut dengan keyakinan diri sendiri. Astaghfirullah…Maha Suci Allah, ketika itu ujian diturunkan, untuk mengingatkan hambaNya..betapa penyayang dan pengasihnya Allah itu hingga kita yang seringkali lupa kemudian dipanggil semula agar tidak terus hanyut… Benarlah hakikatnya ujian kesusahan,masalah2 yang menggelisahkan hati kita secara manusiawinya adalah parameter sebenar semua teori2 yang sentiasa bermain di bibir kita. Teori kesyukuran, kehambaan, keredhaan..Kita hanya akan tahu sejauh mana keimanan yang tersembunyi dalam jiwa kita apabila turunnya ujian pada kita..

Di sinilah letaknya hikmah dalam setiap ujian, output yang terhasil ketika kita benar2 diuji menggambarkan apa yang sebenarnya ter'sembunyi' dalam jiwa kita. Input yang di ada itulah yang akan mengghasilkan outputnya. Umpama membuat kek coklat yang sedap, memerlukan ingredients2 yang sepatutnya. Kurangnya satu bahan akan menghasilkan rasa kek yang tidak sempurna. Itulah analogi diri kita. Sikap tidak berlapang dada, resah dan gelisah ketika diuji cukup untuk menggambarkan betapa tipisnya iman betapa gersangnya takwa dalam jiwa. Keyakinan kita pada pertolongan dan kuasa Allah benar2 teruji di saat kita dalam kesusahan, kita sebenarnya tidak punya kuasa untuk mengawal setiap yang berlaku di sekeliling kita..walaupun diri kita sendiri.

Ketika ujian tiba, ketika itu masa untuk bermuhasabah antara kita dan Allah, hanya antara kita dan Allah tanpa sesiapapun yang dapat mengukur. Jujurlah dalam muhasabah diri kita. Apakah perasaan dan apakah yang terbit dalam jiwa kita di saat kita diuji dengan kesusahan? Kehambaan yang sebenarnya pada Allah akan menghasilkan output yang sepatutnya. Kita layak di uji kerana diri kita bukan milik kita…ketika ini, kita diuji sejauh mana keyakinan kita pada Allah, sejauh mana keyakinan kita pada segalanya milik Allah, sejauh mana pula tingkat kehambaan yang selama ini kita ulang dalam solat dan sejauh mana juga kesungguhan permohonan doa yang kita ungkapkan ketika berdoa??

Keyakinan pada Allah akan menghasilkan persediaan untuk diuji, keyakinan dan pengharapan yang sebenarnya pada kuasa Allah…bersyukurlah saat kita diuji! wallahu'alam..

No comments:

Post a Comment